Fakta Menyedihkan Upah Para Mangaka Tidak Sebanding Dari Hasil Karyanya

Miris, jika karya seorang seniman sudah susah payah membuat karya seninya namun tidak terlalu dihargai. Ini lah pengakuan dari mangaka Gintama yaitu Hideaki Sorachi, ditahun 2013 film Gekijouban Gintama Kanketsu-hen: Yorozuya yo Eien Nare sukses besar tetapi sayang sekali sang kreator Gintama tersebut tidak mendapatkan keuntungan sepeser pun. berikut pengakuannya yang dikutip dari twitter seorang netizen di jepang :






Dan berikut terjemahannya yang admin kutip dari jurnalotaku.com

Pertanyaan:
Aku punya pertanyaan. Sebelum ini ibuku mendengar kalau film animasi Gintama menjadi sebuah sensasi besar, dan berkomentar kalau “Dia (Hideaki Sorachi) pasti tinggal di daerah elit Roppongi Hills karena film itu populer sekali. Benarkah?
Jawaban:
Sejujurnya, tidak peduli berapa banyak orang yang menonton film atau betapa tinggi pendapatannya, tidak sepeserpun uang itu masuk ke kantung mangaka. Kami hanya dibayar biaya lisensi di depan. Jumlah bayaran kami itu seperti kacang dibandingkan dengan keuntungan box office. Mayoritas keuntungan tersebut secara tidak adil masuk ke kantung perusahaan seperti Shueisha dan Sunrise. Merilis manga sendiri lebih menguntungkan bagi kami.
Namun alasan kenapa aku berkorban untuk adaptasi film ini, sampai aku kencing darah, adalah karena ada tempat yang lebih luar biasa dibandingkan mansion di Roppongi Hills. Dan tempat itu adalah, di dalam hatimu, ibu.
Kalau Gintama bisa mencapai hati masyarakat, aku rela tinggal di bukit yang terbuat dari kardus. Mangaka adalah mereka yang mempunyai tujuan mulia dengan kreasi mereka masing-masing.
Jadi bu, kalau ibu merasa kasihan pada kami, jangan hanya nonton filmnya, tapi juga beli buku kami jadi kami bisa hidup di Roppongi Hills dengan keuntungan dari para penerbit.
Semoga dengan terungakapnya fakta ini mudah-mudahan produser - produser disana terbuka hatinya untuk memikirkan kesejahteraan para mangaka disana.


Sumber : http://jurnalotaku.com/2016/11/27/mangaka-gintama-berbicara-mengenai-pedihnya-pembagian-upah-kepada-mangaka/

Comments